Kondisi
Puncak PMK yang kini menjadi semak-belukar. Sepanjang jalan menuju puncak
bahkan taman-taman yang dibangun tidak terawat, seperti diterlantarkan. Foto
: Dadank
|
Banyak
Aset Pemda Terpantau Tak Terawat
Parimo- Dibangun dengan
anggaran puluhan miliar, bekas lokasi sail tomini kini terlantar. Pantauan media
ini, lokasi yang katanya bertujuan menjual wisata Parigi Moutong (Parimo) itu
saat ini ditumbuhi rumput yang tingginya mencapai paha orang dewasa. Bahkan
sejumlah talud yang dibangun di lokasi tersebut juga mulai rusak.
Tidak jauh berbeda
dengan lokasi eks sail tomini yang tidak terawat, area tugu PMK yang berada di
puncak Kayubura juga terlihat memprihatinkan. Sejumlah fasilitasnya mulai
hancur, seperti paving dan jalan.
Alamsyah, Salah seorang
warga setempat kepada media ini menyayangkan kondisi lokasi tersebut. Menurut
Alamsyah, harusnya Pemda Parimo dalam hal ini Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya
dan Pariwisata (Disporabudpar) memporsikan anggaran perawatan untuk eks lokasi
sail tomini.
Apalagi menurut
Alamsyah, sesuai rencana pemerintah, lokasi tersebut dijadikan tempat menjual
objek wisata Parimo. “Bagaimana objek wisata mau tersohor kalau tempat yang
dibangga-banggakan saja sudah tidak terawat,” kata Alamsyah.
Sementara itu Ketua
Divisi Hukum dan HAM pada Lembaga Riset Demokrasi dan Hak Asasi Manusia
(LRD-HAM), Ayyub mengatakan, harusnya Pemda Parimo memberikan dukungan dana
pemeliharaan karena eks lokasi sail tomini itu adalah aset daerah.
“Mampu membangun dengan
anggaran puluhan miliar masa tidak mampu menyisihkan anggaran untuk
pemeliharaannya,” kritik Ayyub.
Menurutnya, kondisi itu
membuktikan ketidak pedulian Pemda terhadap aset yang ada di Parimo, artinya
besar kemungkinan sejumlah aset lainnya juga dalam kondisi yang sama tidak
memiliki anggaran pemiliharaan.
Ayyub mencontohkan,
taman hijau di depan kantor bupati yang juga terlihat tidak terawatt, padahal
sudah menjadi tempat berkunjungnya warga setempat.
“Pemda lebih suka
membangun baru daripada merawat aset yang sudah ada, ini menjadi kebiasaan
buruk, mungkin keuntungan yang didapatkan dari perawatan lebih sedikit
dibanding bangun baru,” sindirnya.
Instansi terkait dalam
hal ini Disporabudpar harusnya peka dengan persoalan tersebut karena eks lokasi
sail tomini adalah aset puluhan miliar yang harusnya tetap dalam kondisi
terawat.
Kalau kemudian kata
dia, Pemda Parimo tidak mampu menyiapkan anggaran pemeliharaan maka seharusnya
bisa menjalin kerjasama dengan pihak ketiga untuk mengelolanya.
Sementara itu,
Kadisporabudpar Parimo, Hamka Lagala yang dikofirmasi via phonselnya Minggu 10
Juli 2016 mengatakan, kedepannya pihaknya akan berusaha untuk memberikan
perhatian lebih kepada sejumlah aset wisata yang ada di Parimo.
“Saya masih baru
menjabat Kadis, dan baru akan beradaptasi. Kedepan nanti kami upayakan untuk
bisa memberikan perhatian lebih terhadap sejumlah aset Pemda yang memiliki
keterkaitan dengan pariwisata,” katanya.
Hamka mengaku, kritikan
tersebut akan menjadi masukan tersendiri bagi dirinya selaku pejabat baru agar
bisa lebih baik lagi kedepannya membenahi sektor pariwisata di Parimo. dd