Palu- Sebanyak 12 pekerja PT Andika
Energindo Perwakilan Palu yang menjadi mitra kerja PLN Area Palu yang
sebelumnya keluar dari pekerjaan dan menuntut haknya untuk dapat dipekerjakan
kembali sesuai dengan aturan dalam ketenagakerjaan, menolak untuk bergabung
kembali. Walaupun dari pihak manajemen PT Andika Energindo telah membuka diri
dan menerima kembali para pekerja melalui Perjanjian Kerja Tidak Tertentu
(PKTT), namun niat baik dari pihak perusahaan yang divasilitasi Dinas Tenaga
Kerja Kota Palu mendapat penolakan dari para pekerja.
Upaya
negosiasi yang diharapkan bisa berakhir pada Senin (21/6) yang bertempat di
kantor PT Andika tidak membuakan hasil menggembirakan, sejumlah syarat yang
telah ditetapkan oleh pihak manajemen perusahaan kepada 12 pekerja tersebut
ditolak. Sehingga upaya damai yang diharapkan oleh pihak perusahaan belum
membuahkan hasil. Kepala perwakilan PT Andika, Anju Lambui kepada media ini
mengatakan bahwa berbagai upaya sudah dilakukan oleh pihaknya dengan menggelar
beberapa kali pertemuan dengan para pekerja dan bahkan sampai kepada pihak PLN
yang juga berupaya menengahi dan juga pihak dinas Tenaga Kerja bahkan
persoalannya juga sudah sampai ke tangan walikota Palu yang kala itu dijabat
oleh PLt Walikota Palu, Hidayat Lamakaret, namun juga tetap tidak membuahkan
hasil.
Namun
kenyataannya saat proses negosisiasi melalui upaya pertemuan dengan
penandatangan PKTT yang telah di tawarkan pihak perusahaan juga ditolak dengan
terang-terangan. Praktis upaya damai dengan upaya dipekerjakan kembali, tidak
membuahkan hasil. ke 12 pekerja tersebut secara terang-terangan meninggalkan
halaman kantor PT Andika di jalan Tanjung Satu dan menginginkan persoalan ini
terus berlanjut sampai ke pengadilan.
"Yah mau bagaimana lagi kami dari pihak perusahaan sudah berupaya
semaksimal mungkin dengan mencarikan jalan keluar, akan tetapi ke 12 pekerja
tersebut yang rencananya bisa menandatangani PKTT tersebut menolaknya. Yang
jelas pintu perusahaan kami bagi para pekerja masih tetap terbuka, namun kalau
sudah itu yang menjadi pilihan yah mau bagaimana lagi kami tidak bisa memaksa itu
hak mereka,"katanya dengan nada datar. yusuf