Sekda Parigi Moutong Mengaku Kebingungan Berurusan.
Parigi Moutong, Sultengaktual.com- 12 miliar rupiah
uang dari kas daerah wajib disetor pemerintah Kabupaten Parigi Moutong,
Sulawesi Tengah, kepada pihak Pembangkit Listrik Negara (PLN) setiap tahun. Duit
tersebut diserahkan sebagai biaya bayar listrik Penerangan Jalan Umum (PJU) di
Parigi Moutong.
Saat
ini, sebab dari wajib setor 12 miliar rupiah, daerah dikabarkan masih berhutang
senilai Rp6 miliar terhadap pihak BUMN itu.
![]() |
Ardi Kadir, Sekda Parigi Moutong. Foto: Songulara.com |
Jumlah
12 miliar rupiah yang disedot PLN tiap tahun, menurut pemerintah setempat, tidak
berdasarkan meterisasi atau penghitungan sesuai volume pemakaian listrik. Sistem
taksasi pihak PLN hingga melahirkan angka Rp12 miliar.
“Menurut
pihak PLN, hitungannya berdasarkan per mata lampu. contohnya, lampu 150watt
yang digunakan, maka pihak PLN mengambil dasar itu tinggal dikalikan jumlahnya
saja,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Parigi Moutong, Ardi Kadir pada Jumat 3
Januari 2019.
Di
depan wartawan Ardi Kadir mengaku bingung dengan cara kali-kali orang PLN.
Karena metode kira-kira terapan pihak PLN itu berpola sapu rata. Tidak peduli
apakah lampunya mati atau tidak, tetap masuk hitungan pembayaran. “Menyala tidak
menyala, daerah tetap bayar,” ucapnya.
Beberapa
waktu lalu menurut Ardi Kadir, pemerintah sudah mengusulkan ke PLN Sub Rayon Parigi,
untuk menghitungkan bagaimana jika setiap PJU menggunakan meteran prabayar
sendiri. Berapa anggaran yang dibutuhkan untuk merealisasikan itu, agar
kedepannya penerangan jalan tidak mengalami kendala dan lebih mudah diukur
proses penganggarannya. Sehingga tidak lagi ikut asumsi pihak PLN, tetapi jelas
biaya penerangan jalan di Parigi Moutong berdasarkan hitungan meteran.
Rencana
Ardi Kadir, pemerintah mengevaluasi persoalan bayar listrik tersebut. “Pihak Bapenda
telah diperintahkan berkomunikasi untuk meninjau sekaligus melengkapi bahan evaluasi
tentang lampu-lampu jalan. Sebab kondisi lampu jalan tidak semua dalam kondisi
hidup,” ungkap Ardi Kadir.
Abdi
negara jebolan guru ini menambahkan, kalau pemerintah juga sedang
mempertimbangan pemakaian tenaga surya (solar cell). Katanya, itu salah
satu opsi dari solusi mengatasi masalah listrik yang jadi beban daerah.
Penulis:
Andi Sadam