![]() |
Nampak peserta lintas entis antusias
mengikuti kegiatan Fasilitasi peningkatan pembauran Kebangsaan dikalangan
masyarakat. (F. Duan)
|
Palu- Pemerintah Kota (Pemkot) Palu
menghimbau kepada seluruh warga di Kota Palu agar saling menghargai perbedaan,
suku, ras, dan agama. Sebab, perbedaan bukan sesuatu hal penghalang, tetapi
perbedaan kulture antara etnis satu dengan yang lainnya merupakan warna dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Olehnya, saling menghargai itu perlu di
dukung dengan rasa toleransi.
"Kota Palu saat ini bukan hanya
di diami enis Kaili, tetapi beberapa etnis lainnya sudah tumbuh dan berkembang.
Sehingga hal ini perlu saling menghargai dengan menanamkan nilai
toleransi," terang Asisten III bidang Administrasi Setda Kota Palu Baso,
saat membuka kegiatan Fasilitasi peningkatan pembauran Kebangsaan dikalangan
masyarakat, Selasa (6/9).
Pelaksanaan kegiatan tersebut, atas
kerjasama yang di bangun antara Badan kesatuan bangsa dan politik (Kesbangpol)
dan Forum Pembaruan Kebangsaan (FPK) Kota Palu. Dimana dalan dialog tersebut,
menghadirkan peserta lintas etnis.
Hal itu di maksudkan, guna mempererat
rasa kesatuan serta kerukunan dan rasa persatuan sesama anak bangsa, sehingga
bibit disharmoni dan disintegritasi antara anggota masyarakat multi etnik dapat
terhindarkan tanpa harus mengjilangkan identitas ras, suku, bangsa, budaya dan
adat masing masing.
"Sehingga forum pembaruan
kebangsaan ini dapat berfungsi sebagai wadah informasi, komunikasi, konsultasi
san kerjasama antar warga yang terdiri dari pemuka masyarakat dari berbagai
suku bangsa, dan etnik setempat," pintanya.
Sehingga, dari sisi itu juga di
harapkan, dapat menumbuhkan, memantapkan, memelihara dan mengembangkan
pembauran kebangsaan kearah lebih positif dan bermanfaat, serta dapat
memecahkan setiap permasalahan, perselisihan antara warga secara musyawarah dan
mufakat atas dasar kekeluargaan dalam bingkai 'mosintubu kita maroso morambanga
kita marisi'.
Tentunya, hal ini juga tidak terlepas
dari visi misi Wali Kota Palu, yang menjadikan Palu Kota jasa beradat
berbudaya serta di landasi iman dan taqwa.
Situasi kehidupan berbangsa, bernegara
dan bermasyarakat sejak berjalannya era reformasi hingga saat ini lanjut Baso,
masih diwarnai dengan fenomena sosial dan politik yang sangat dinamis.
"Reformasi masih belum di pahami
secara baik dalam banyak kasus. Reformasi sering di artikan sebagai kebebasan
yang tidak terkendali," katanya.
Terlepas dari itu, papar dia, dewasa
ini beberapa kasus konflik terjadi di Kota Palu sudah Kondusif, sehingga peran
masyarakat tentu sangat berpengaruh pada kestabilan keamanan maupun ketentrama
di wilayah masing masing.
"Hal ini
menyadarkan kita beraama akan perlunya upaya bersama dari setiap komponen anak
bangsa untuk menjaga dan mengawal persatuan dan kesatuan bangsa," tutup
Baso. WN