Memaknai hari kartini, pegawai dilingkungan Pemkot
Palu khususnya kaum perempuan memaknainya dengan mengenakan pakaian kebaya
dalam menjalankan aktivitas. Foto: Yusuf
|
Palu - Hari Kartini yang dirayakan setiap tanggal 21 April
adalah sebagai penghormatan atas wujud perjuangan kaum perempuan, simbol
persamaan gender, emansipasi wanita. Kartini ada sebagai pahlawan, bukan dengan
tindakan kekerasan, tapi tetap radikal, demi memperjuangkan kebenaran yang
dipercayainya.
Gambaran inilah yang dimaknai oleh pegawai khususnya
kaum perempuan yang hampir sebagian besar diantaranya mengenakan busana kebaya.
Dari keterangan yang disampaikan Asisten III
Pemkot Drs H Baso bahwa perjuangan RA.
Kartini telah membawa dampak yang sangat luar biasa. Saat ini, melihat kaum
wanita berada di posisi kepemimpinan bukanlah hal yang tabu lagi, namun adat
ketimuran bangsa ini tetap kita junjung tinggi.
Oleh
karena itu kita sebagai kaum wanita hendaknya tidak melupakan kodratnya yang
memiliki tugas utama sebagai seorang istri dan sebagai seorang ibu, meskipun
kita sebagai wanita karier yg berkarya dan berprofesi di bidang apapun. Tugas
utama sebagai pendamping suami dan ibu dari anak2 kita merupakan tugas yang
jauh lebih berat jika dibandingkan dengan profesi apapun, karena dimulai dari
keluarga akan lahir generasi-generasi penerus harapan bangsa.
Peringatan hari kartini ini katanya diharapkan tak sekedar mengenakan busana
nasional dan kegiatan kegiatan yang bersifat sementara seperti lomba keluwesan
berbusana dan lain – lain, tapi lebih menuju kepada sesuatu yang bersifat
perjuangan yang akan lebih berguna bagi kita sendiri , keluarga, orang lain,
bahkan untuk Negara.
Hal yang
sama juga diungkapkan staf humas dan protokol Pemkot Palu, Krisnamurti bahwa
hari Kartini kita peringati sebagai penghormatan atas wujud perjuangan kaum
wanita, simbol persamaan gender, dan emansipasi wanita. Saat ini tidak sedikit
kaum wanita yang mampu mencitrakan diri sebagai sosok wanita yang
dicita-citakan kartini, wanita yang cerdas, berprestasi, berdedikasi bagi
keluarganya dan masyarakat, serta menjadi inspirasi bagi wanita lainnya.
Pada kesempatan ini urainya mengajak kepada kartini-katini di masa kini
untuk dapat menjalankan tugas sebagai pendamping suami, sebagai ibu dari
anak-anak tercinta, dan sebagai wanita karier di bidang profesinya
masing-masing. Dengan semangat kartini mari Kita jalin persatuan dan kesatuan
bangsa tanpa membedakan agama, suku dan ras, karena perbedaan itu justru akan
memberi warna dalam kehidupan yang kita jalani. Setidaknya, momentum ini
bisa membuat rasa nasionalisme kita ada dan bertumbuh, untuk menyegarkan
semangat kita, untuk meningkatkan kualitas Sumber daya manusia dalam membangun
bangsa kita tercinta ini. Selamat hari Kartini. yusuf