Gerhana Matahari total di
Kabupaten Parimo pada Rabu 9 Maret sekitar pukul 08.30 Wita. Foto : Dadank
|
ADA yang berbeda dengan perburuan Gerhana
Matahari Total (GMT) di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Rabu 9 Maret 2016.
Kalau di daerah lain, seperti di Kabupaten Sigi, Kota Palu dan kabupaten
lainnya, seluruh warga dan wisatawan menangkap gambar GMT dari puncak gunung. Di
Parimo, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) selain menyediakan bekas lokasi Sail
Tomini menjadi persinggahan memburu GMT, juga membolehkan warga mengabadikan
fenomena alam langkah tersebut dari atas kapal perang KRI Untung Suropati 372.
Pihak KRI Untung Suropati pun memberi akses kepada warga yang ingin menyaksikan
GMT dari atas bersenjata lengkap itu.
Langit yang cerah, membuat pengamatan Gerhana
Matahari Total (GMT) di Kabupaten Parimo terlihat jelas. Ribuan warga yang
menyaksikan langsung GMT tersebut, membuat eks lokasi Sail Tomini sesak.
Seperti yang terpantau, sejak pukul 06.00 Wita,
lokasi yang kini dijadikan tempat pelaksanaan MTQ ke XXVI tingkat Provinsi
Sulawesi Tengah (Sulteng), sudah mulai dipadati pengunjung. Sekitar pukul 07.20
Wita, ribuan warga yang ingin menyaksikan GMT, mulai menyemut.
Tercatat, sekitar pukul 07.27 Wita, posisi
bulan yang terletak di antara Bumi dan Matahari menutupi matahari. Sekira satu
jam lamanya, posisi bulan terpantau menutupi seluruh matahari. Kurang lebih dua
menit lamanya, suasana seperti petang menyelimuti Kabupaten Parimo.
Saat GMT terjadi, suara kagum warga, baik dari daratan
eks lokasi Sail Tomini maupun di atas KRI Untung Suropati, keras terdengar.
Menariknya, saat fenomena alam langkah itu terjadi, tak sedikit warga kagum,
bahkan histeris sambil mengucapkan kata Allahuakbar berulang kali.
Histeris warga reda setelah suasana kembali
cerah, dimana posisi bulan bergeser dari menutupi matahari.
Ribuan
jemaah saat shalat khusuf di eks lokasi Sail Tomini. Gerhana Matahari total di
Kabupaten Parimo pada Rabu 9 Maret sekitar pukul 08.30 Wita. Foto : Dadank
|
Sebelumnya, saat bulan mulai menutupi, sekitar
2500 warga, termasuk kafilah MTQ ke XXVI tingkat Provinsi Sulawesi Tengah
(Sulteng) dan pemerintah setempat melaksanakan shalat khusuf (shalat gerhana) di eks lokasi sail yang kini di
jadikan tempat MTQ. Tidak hanya di eks lokasi Sail Tomini, pelaksanaan shalat
khusuf juga dilakukan di KRI Untung Suropati. Sejumlah masyarakat bersama
beberapa pasukan TNI Angkatan Laut (AL) ikut melaksanakan shalat.
Shalat khusuf itu dipimpin Prof DR KH Said Agil Husin
AL Munawarah, dengan diikuti ribuan mamum diantaranya wakil bupati Parimo Badrun
Nggai, sejumlah kepala SKPD di lingkungan Pemkab Parimo, Ustad Zaki
Mirza, artis ibu kota Cici Tegal dan penyanyi religi Liv Vhiena.
Usai melaksanakan shalat, warga kemudian menyaksikan GMT.
Sebelum melakukan shalat khusuf, Kepala Lembaga Penerbangan
dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Jamaludin mengantarkan khotbah. Salah
satu isi khutbahnya menceritakan terkait gerhana matahari yang terjadi pada
zaman Rasulullah SAW.
Thomas mengatakan, peristiwa yang sama saat itu terjadi pagi
hari, dan putra Rasulullah SAW, Ibrahim meninggal dunia. Kemudian Rasul dan
para sahabatnya memakamkannya. Seketika itu, Rasulullah dan para sahabat
melihat kelangit dan terlihatlah gerhana seperti pagi.
“Pada waktu itu Madina mengalami gerhana sebagian yakni 80
persen, dan suasananya seperti hari ini. Kita bisa melihat matahari mulai
tertutup sebagian. Rasul dan para sahabatnya ketakutan dan bertanya apakah ini
kiamat atau terjadi sesuatu? Saat itu Rasulullah langsung menuju ke masjid
untuk melaksanakan shalat gerhana dan kemudian menyampaikan pesan pesanya,
bahwa gerhana bukanlah disebabkan karena kematian atau kelahiran seseorang,
melainkan karena tanda tanda kebesaran Allah SWT,” cerita Thomas dalam khotbahnya.
Olehnya, Thomas berpesan jika melihat gerhana
sebaiknya melakukan shalat, berzikirlah, bertakbirlah dan pada hadist lain
mengatakan bersedekahlah.
Usai melakukan khotbah Thomas membagikan 500 buah kacamata
khusus melihat gerhana kepada masyarakat secara gratis di lokasi Pantai
Kayubura.*
Misi Pengamanan KRI Untung Suropati
KRI Untung Suropati 372 berlabu diperairan Parimo tepatnya
di eks lokasi Sail Tomini sebagai bentuk pengamanan terhadap sejumlah tamu
kementerian yang sempat hadir di pelaksanaan moment penyambutan GMT 9 Maret.
Mayor Laut (P) I Gede Dharma Yoga |
Komandan KRI Untung Suropati 372, Mayor Laut (P) I Gede
Dharma Yoga mengatakan, fungsi TNI AL ada dua jenis operasi, yakni operasi
militer perang dan militer selain perang. Saat ini, pihaknya menjalankan operasi
militer selain perang.
Pada operasi selain perang tersebut menurut Yoga, ada
beberapa tugas tambahan seperti penanggulangan bencana, kesehatan dan termasuk
operasi Gamla. Tujuannya untuk mendukung berbagai kegiatan yang dihadiri
sejumlah pejabat kementerian dan pengamanan perairan di sekitar Parimo.
"Ini adalah operasi militer selain perang yang kami
laksanakan, untuk mendukung berbagai kegiatan yang dihadiri oleh tamu
kenegaraan atau kementerian," ujarnya.
Dia menambahkan, bentuk pengamanan yang dilakukan, akan
selalu siap sedia. Artinya dalam kondisi berlayar di mana saja, pihaknya standbye dan waspada. "Ini
kesempatan yang pertama bagi kami dilibatkan dalam moment seperti ini, dan
masuk ke wilayah Parimo," kata Yoga.
Rencananya, lanjut Yoga, KRI Untung Suropati akan berlabu
kurang lebih tiga hari di wilayah perairan Kabupaten Parimo, karena juga akan
ikut mengamankan kegiatan MTQ tingkat Provinsi di Parimo.
Yoga menambahkan, sesuai jadwal, pihaknya akan melakukan
open ship di dermaga Pelabuhan Parigi, dengan memberi kesempatan kepada masyarakat
umum untuk melihat berbagai pealatan yang ada di KRI Untung Suropati 372.
Sehingga masyarakat mendapatkan pengetahuan dan pendidikan singkat tentang
tugas dan fungsi TNI AL saat melaksanakan operasi.
"Kami akan mengajak masyarakat utuk Tour Fasiliti. Kami
persilakan yang akan mengambil gambar dan lain sebagainya," tuturnya.
Dalam moment menyambut GMT di Kabupaten Parimo, KRI Untung
Suropati juga ikut berpartisipasi dengan membunyikan sirene, saat detik-detik GMT.
Seperti diketahui, KRI Untung Suropati 372 masuk di perairan
Parimo pada Senin 7 Maret, berlabuh di Pelabuhan Parigi. Selanjutnya, kapal
tersebut berlabuh di perairan eks lokasi Sail Tomini pada Selasa 8 Maret. dd