![]() |
ilustrasi PDI Perjuangan |
Palu - Gonjang-ganjing
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Buol yang akan digelar pada
Februari 2017 nampaknya mulai memanas. Bahkan beberapa nama telah mengikrarkan
diri akan ambil bagian dan ikut berkompetisi dalam hajatan politik tersebut.
Kondisi ini semakin menaikkan tensi politik di kabupaten BERKAH, karena dari
sekian nama tersebut, dua petahana yang saat ini lagi menjalankan roda pemerintahan
akan menjadi rival.
Hal ini terlihat ketika PDI-P Sulteng membuka
bursa bakal calon Bupati, sontak tujuh nama mendaftarkan diri kepada tim
verifikasi dan wawancara PDI-P Sulteng yang diketuai oleh Lucky Semen.
Dihadapan tim para kandidat ini menyatakn sikap bersedia menggunakan lokomotif
partai besutan Megawati Soekarno Putri ini.
Anggota tim verifikasi dan wawancara PDI-P
Sulteng untuk Pilkada Buol, Rusmin Hamzah, SH.MH yang dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Menurutnya,
saat ini sudah tujuh kandidat yang mendaftar yakni Dr amiruddin Rauf, DR
Syamsudin Koloi MS, Mohtar Y Samad SE, H Efendi Nontji, Tracy Oktaviana Mbou,
Rusly Arif Umar serta Bayu Alexander Montang, SH.
"Usai nama-nama ini diverifikasi dan
wawancara, selanjutnya diserahkan ke DPP PDI-Perjuangan. Yang jelas batas waktu
pendaftaran dibuka hingga tanggal 16 Maret dan di tutup pada 20 Maret
2017," katanya.
Meski demikian, tambah pengacara kondang ini,
ada beberapa kriteria yang akan menjadi standar bagi para kandidat yang harus
dipenuhi seperti, visi misi, hasil survey kandidat dari lembaga yang kredibel,
koalisi parpol yang dibangun kandidat serta dukungan riil baik itu dari Organisasi
masyarakat (Ormas), tokoh masyarakat maupun tokoh agama.
"Jika kriteria ini telah dipenuhi, baru
kemudian DPP akan mengaluarkan rekomendasi," pungkasnya.
Ditempat terpisah salah seorang tokoh pemuda
Buol yang berdomisili di Palu Ismail, menilai Pilkada Buol diprediksi
berlangsung alot. Persoalannya, dari sekian kandidat yang akan bertarung
rata-rata memiliki elektabilitas dan popularitas di masyarakat. Tinggal
bagaimana mereka membangun konsolidasi dan meyakinkan akar rumput selaku
pemegang hak konstitusi.
Karena disadari masyarakat Buol merupakan
pemilih cerdas dan rasional, sehingga tidak akan mungkin memilih pemimpin yang
diyakini tidak bisa mewujudkan keinginan dan harapan masyarakat.
"Intinya
sebagai warga kami menginginkan sosok pemimpin kedepan memiliki jiwa seance of
crisis terhadap masyarakat. Bukan yang hanya memikirkan kelompok atau kroni-kroninya
saja," tandas Ismail. ags