Hamka Lagala |
Aspal Bergelombang, PU Salahkan Bappeda
Parimo- Kepala Badan Perencanaan Pembangungan Daerah
(Bappeda) Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Hamka Lagala, kepada koran ini
mengaku belum melihat usulan dinas Pekerjaan Umum (PU) Parimo terkait pengadaan
alat
yang digunakan untuk menghamparkan aspal olahan dari mesin pengolah aspal
(finisher).
“Terkait usulan dari PU terkait pengadaan
finisher ke Bappeda, itu saya belum ketahui. Selama ini saya belum lihat usulan
terkait pengadaan barang tersebut,” ujar Hamka pada Selasa (26/1) via
ponselnya.
Kata Hamka, ia baru mendengar kabar kalau PU
mengajukan usulan terkait pengadaan dari konfirmasi wartawan kepadanya. “Saya
tidak tahu kalau ada usulan itu (finisher). Saya baru dengar sekarang,” katanya,
sembari menyebutkan, ia segera melakukan koordinasi dengan pihaknya, mencari tahu
kebenaran usulan PU tersebut.
Disinggung terkait statement kepala bidang Bina
Marga PU Parimo, Rahmat, yang menyebutkan bahwa Bappeda tidak pernah menerima
usulan, bahkan menurut Rahmat, Bappeda selalu meng-cencel usulan dari PU, terkait pengadaan finisher, hamka menepis.
“Ah, tidak benar itu. Tidak mungkin kami meng-cencel usulan yang sifatnya dianggap penting. Apalagi soal usulan
dari PU seperti alat untuk pengaspalan,” ucapnya.
Hamka berjanji, kalau benar usulan itu ada,
akan dipertimmbangkan tersendiri. “Saya cari dulu usulan yang dimaksud. Kalau
benar ada, akan kita pertimbangkan,” ungkap Hamka.
Diwartakan sebelumnya, pengaspalan jalan di
Desa Petapa, Kecamatan Parigi Tengah, Kabupaten Parimo tidak rapi. Belum lama
pasca dikerjakan, aspal tersebut sudah bergelombang. Menariknya, Dinas PU
Parimo justru menyalahkan Bappeda.
Kepala Bidang Bina Marga PU Parimo, Rahmat
mengatakan, kalau bergelombangnya aspal pada sejumlah pekerjaan di Parimo,
seperti di Desa Petapa, itu juga akibat ulah Bappeda Parimo. Katanya, Bappeda
seakan tidak mau bekerja sama dengan PU, terkait pengadaan alat.
“Jalan itu bergelombang lantaran PU Parimo
tidak memiliki alat
yang digunakan untuk menghamparkan aspal olahan dari mesin pengolah aspal
(finisher). Untuk penganggaran alat itu sudah kami ajukan di Bappeda, tapi
sampai saat ini Bappeda tidak menyetujui,” kata Rahmat, Senin (18/1).
Menurut Rahmat, kalau PU memiliki finisher,
dipastikan hasil pengaspalan tidak akan bergelombang seperti yang terjadi
disejumlah titik.
Selama ini, kata Rahmat, pekerjaan yang
harusnya menggunakan finisher, justru dikerjakan menggunakan tenaga manusia.
Akibatnya pekerjaan tidak rata. “Kalau pakai finisher, hasilnya tidak seperti
yang dikerjakan menggunakan tenaga manusia,” katanya. dd