Parimo - Perhatian Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) Parigi Moutong (Parimo), Sulteng, terhadap kelompok tani saat ini
dinilai masih kurang. Bukti bahwa belum seriusnya pemeritah terhadap kelompok
tani terlihat di Desa Siniu, Kecamatan Siniu.
Salah satu kelompok budidaya bibit rotan di desa
tersebut, sampai saat ini belum merasakan sentuhan perhatian pemerintah.
Ramli, salah seorang anggota kelompok budidaya bibit
rotan di desa itu menyatakan, sejak awal pemebentukan kelompok, hingga saat ini
belum pernah mendapat bantuan pemerintah. Padahal, kata Ramli, kelompok yang
mereka bentuk itu dianggap sangat mampu menopang perekonomian anggota kelompok
kalau pemerintah membantu.
“Sampai saat ini, kelompok kami seakan tidak pernah
dikenal pemerintah, khususnya Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun),” kata
Ramli pada Minggu, 6 Desember 2015.
Menurutnya, seharusnya pemkab Parimo melirik masyarakat
yang peduli dengan budidaya tersebut, sebab rotan merupakan salah satu bahan industri
paling dibutuhkan.
Di hutan kabupaten Parimo saat ini, kata Ramli,
tumbuhan rotan sudah nyaris punah. Untuk melestaikan kembali jenis tumbuhan
itu, harusnya ada tindakan dari pemerintah. “Salah satu langkah yang harus
diambil pemerintah adalah dengan memanfaatkan kelompok budidaya bibit rotan
yang ada,” ujarnya.
Ramli menambahkan, pengetahuan masyarakat,
khususnya anggota kelompok terhadap pembudidayaan bibit tersebut dianggap masih
minim. “Untuk menambah wawasan terhadap pembibitan itu, perlu campur tangan
pemerintah,” sebutnya.
Saat ini menurut Ramli, bibit rotan yang
mereka budidayakan mencapai 3.000-an pohon. Anggaran yang dibutuhkan merawat
bibit-bitit itu mencapai jutaan rupiah.
Ia menyebutkan, bibit rotan yang mereka
budidayakan saat ini sudah dikenal hampir di seluruh pulau Sulawesi. Khusus di
Sulteng, menurut Ramli, dari Kabupaten Sigi dan Donggala paling
sering memesan bibit tersebut dengan jumlah orderan ribuan pohon.
Untuk saat ini, kata Ramli lagi, kelompoknya sedang
mendapat pesanan pengadaan bibit dari Dishutbun Gorontalo dan Makassar.
“Dengan kondisi tanpa bantuan pemerintah, kelompok
budidaya bibit rotan ini sudah dikenal provinsi lain di pulau Sulawesi. Nah, kalau ada perhatian Pemkab, kami
yakin, usaha ini akan semakin dikenal. Bahkan, kebutuhan akan bibit rotan untuk
kabupaten Parimo sendiri tidak akan sulit,” ucapnya.
Selain budidaya bibit rotan, tambah Ramli, kelompok
mereka juga menyediakan bibit kayu ebony. dd