Peserta lomba peragaan busana adat modifikasi daerah Sulawesi
Tengah, asal Kabupaten Poso yang berhasil meraih juara satu. Foto : Dadank
|
Lomba Peragaan Busana Adat Modifikas
Parimo - Kabupaten Poso berhasil menyabet
juara satu pada lomba peragaan busana adat modifikasi daerah Sulawesi Tengah,
yang digelar di aula Polres Parimo, Selasa (15/9) kemarin.
Ketua panitia pelaksana, Rahmidar, kepada koran ini
mengatakan, kegiatan tersebut diselenggarakan dalam rangka pekan budaya dan pariwisata,
dan gelar budaya nusantara menyambut Sail Tomini 2015.
Dalam kegiatan tersebut kata Rahmidar, tim juri melakukan
penilaian secara individu, meski dalam peragaan busana dilakukan secara
berpasangan putra dan putrid.
“Memang busana adat modifikasi itu diperagakan secara
bersamaan antara putra-putri dari daerahnya masing-masing, namun penilaian
dilakukan secara individu,” ujarnya.
Pada lomba tersebut, menurut Rahmidar, untuk kategori putri, juara I diraih
Kabupaten Poso, juara II Banggai, juara III Parimo, harapan I Buol, harapan II
Morowali, dan harapan III Morowali Utara.
Sedangkan kategori putra,
juara I juga diraih kabupaten Poso, juara II Banggai, juara III Kota Palu, harapan
I Kabupaten Tolitoli, harapan II Morowali Utara, harapan III Morowali. Dan
untuk juara favorit diraih putri asal Kabupaten Banggai.
Rahmidar menambahkan,
seluruh peserta mengikuti lomba itu mendapat hadiah
berupa piala, piagam, dan untuk juara satu diberikan hadiah terbesar berupa uang
tunai senilai Rp5 juta.
Ketua TP PKK Sulteng,
Zalzulmida Djanggola, yang membuka peragaan
busana adat modifikasi
tersebut sempat mengkritisi nama kegiatan. Menurut Zalzulmida, dianggap keliru
jika disebut busana adat modifikasi. Yang seharusnya
kata dia, adalah busana daerah modifikasi. “Sebenarnya ini keliru. Tapi karena
sudah terlanjur, ya kita ikuti saja. Namun kedepannya saya berpesan, jangan
menyebut busana adat modifikasi lagi, tapi busana daerah modifikasi,” ucapnya.
Alasan Zalzulmida itu cukup jelas, sebab yang disebut adat
tidak bisa ditambah atau dikurangi apalagi dimodifikasi.
Meski sempat mengkritisi nama kegiatan, namun Zalzulmida
tetap mendukung kegiatan tersebut, sebab kegiatan itu juga menurut dia
merupakan rangkaian mensukseskan Sail Tomini 2015.
Kegiatan yang diselenggarakan sehari itu mengangkat tema
‘melalui lomba busana adat modifikasi kita tampilkan pesona keindahan kultur
budaya Sulteng’. dd