Satlantas Polres Parimo saat melakukan olah tempat kejadian
perkara pasca jatuhnya sebuah mobil taksi yang menewaskan seorang perempuan di
jalur menuju puncak PMK. Foto:
Dadank
|
Sudah Menelan Satu Korban Jiwa
Parimo- Jalur menuju
puncak Parigimoutong Mutiara Khatulistiwa (PMK) yang terletak di dusun
Kayubura, desa Pelawa Baru, kecamatan Parigi Tengah mengancam keselamatan.
Pasalnya, kondisi jalur tersebut terbilang sangat curam.
Belum lama ini, sebuah mobil taksi jenis suzuki carry nomor
polisi DN 1142 KU, terperosok ke jurang. Akibat peristiwa itu, satu orang
wanita berusia 33 tahun tewas di tempat kejadian. Sementara beberapa penumpang
lainnya harus dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Anuntaloko Parigi
lantaran mengalami luka serius.
Pantauan koran ini, jalur yang baru dibangun Pemda Parigi
Moutong (Parimo) itu ramai dilalui. Sebab, satu-satunya rute menuju puncak PMK
untuk menyaksikan keindahan lokasi Sail Tomini dari atas, hanya melewati jalur
tersebut.
Dikabarkan, sebelum menewaskan seorang perempuan, jalur
tersebut sempat nyaris menwaskan seorang pekerja taman, yang diketahui sebagai
pegawai di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) kabupaten Parimo.
Pekerja taman itu kecelakaan di jalur puncak PMK saat
mengendarai sepeda motor roda tiga. Meski sempat kritis, namun nyawa pegawai
BPLH itu tertolong setelah mendapat perawatan intensif di RSUD Anuntaloko Parigi.
Disinyalir, kecelakaan menimpa pengguna jalan di ruas menuju
puncak PMK lantaran kondisi kemiringan jalan. Diperkirakan, kemiringan jalan
tersebut mencapai sekitar 45 derajat.
Yang paling membahayakan, di jalur menuju puncak PMK tidak
dipasangi guardrail atau rambu pembatas tepi jalan. Guardrail biasanya
diinstalasi pada sisi luar atau bahu jalan raya. Benda ini merupakan pagar
pengaman yang meminimalisir kerusakan kendaraan atau tidak terperosok keluar
badan jalan dan korban jiwa atau penumpang kendaraan.
Alamsyah, salah seorang warga sekitar, kepada koran ini
mengakui curamnya kondisi jalan menuju puncak PMK. Alamsyah mengira-ngira,
kemiringan jalur menuju puncak PMK, mengalahkan kemiringan ruas kebun kopi
(rute Toboli-Tawaili).
“Sangat tinggi tanjakannya pak. Kalau kendaraan sudah
berusia tua, sangat sulit untuk menembus puncak PMK. Saya yang mengendarai
motor hingga mencapai puncak, sangat merasakan tanjakannya,” ungkap Alamsyah.
Katanya, setiap pengunjung jika tidak waspada saat
mengendarai kendaraannya, bisa-bisa terperosok ke jurang. “Setiap pengendara
harus waspa, kalau tidak, maka di jurang tempatnya,” sebutnya. dd