![]() |
Emma Sukmawati |
Palu- Satu lagi Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) didirikan di Kota Palu. Yakni Puskemas Nosarara yang terletak di
Kelurahan Pengawu, Kecamatan Tatanga. Seremoni peresmian gedung baru Puskemas
Nosarara dilakukan oleh Sekretaris Daerah Kota Palu, H Aminuddin Atjo, belum
lama ini.
Kepala Dinas
Kesehatan Kota Palu drg. Emma Sukmawati M Kes mengungkapkan dengan
diresmikannya Puskemas Nosarara, maka jumlah Puskesmas di Kota Palu bertambah
menjadi 13 Puskesmas. Dengan begitu, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan primer.
“Pada
intinya pembangunan Puskesmas Nosarara ini, merupakan sebagai bentuk komitmen
Pemerintah Kota Palu dalam meningkatkan layanan di bidang kesehatan,” katanya.
Menurut
Emma, Puskesmas Nosrara nantinya akan memberikan layanan kesehatan kepada
masyarakat di wilayah Pengawu, Kecamatan Tatanga. Menurutnya, pembangunan
Puskesmas Nosarara sudah berdasarkan kajian khusus di mana syarat mendirikan
Puskesmas, harus memiliki 20 ribu penduduk yang akan dilayani. Sementara jumlah
penduduk di wilayah Pengawu berjumlah kurang lebih sekitar 22 ribu jiwa,
sehingga menurutnya sudah layak dibangun satu Puskesmas.
“Jumlah
Pusksemas saat ini sudah mencapai 13 Puskesmas. Sementara jumlah penduduk
di Kota Palu mencapai kurang lebih 400 ribu jiwa, sehingga kita masih
membutuhkan 20 Pusksemas lagi. Dengan demikian kita masih membutuhkan 7
Puskesmas lagi,” katanya.
Lebih
lanjut, Emma menjelaskan Puskesmas Nosrarara dilengkapi dengan fasilitas
Layanan Rawat Inap dan layanan Konseling Berhenti Merokok. Karena itu ia
mengimbau bagi masyarakat di wilayah Kecamatan Tatanga yang ingin
berhenti merokok, dapat mengunjungi pelayanan konseling berhenti merokok di
Puskesmas Nosarara.
Pada
kesempatan tersebut juga Ema Sukmawati, mengajak masyarakat di Kelurahan
Pengawu, dapat menjaga Pola Hidup bersih dan Sehat (PHBS),
karena menurutnya hanya 20 persen sumbangsih pelayanan kesehatan dalam
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal di masyarakat .
“Jadi untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal yang terutama adalah lingkunganlah
yakni 40 persen dan perilaku 30 persen. Jadi inilah yang harus di
perhatikan oleh masyarakat, karena 70 persen adalah perilaku dan lingkungan, ”
katanya.
Imbauan tersebut menurut Emma penting. Pasalnya, di
wilayah Tatanga, ungkap Emma, PBHS masih cukup rendah. “Untuk Itu jika dilihat
dari gizi buruk, gizi kurang, dan kematian ibu melahirkan di
wilayah Pengawu itu tidak ada, namun untuk PHBS itu masih sangat
rendah,”pungkasnya. yusuf