MAROS - Kabupaten Maros merayakan HUT ke 62 dengan megah. Bahkan pada perayaan itu, berbagai pujian mengalir atas keberhasilan Pemerintah Daerah (Pemda) Maros selama ini.
Padahal, pada kenyataanya di lapangan, ribuan hektare sawah yang sudah tertanami padi mengalami kekeringan.
Warga Maros kesulitan mendapatkan air bersih baik untuk konsumsi maupun untuk pertanian.
Sejumlah daerah persawahan yang kekeringan di Maros, diantaranya, Kecamatan Maros Baru, Lau, Bantimurung, Mandai, Moncongloe, Tompo Bulu dan Tanralili.
Direktur LSM Lembaga Penggerak Generasi Muda Maros (L-Prima), Mu’minin menilai, warga terancam gagal panen itu menunjukan Bupati Maros, Hatta Rahman gagal dalam mensejahterahkan petani.
"Faktanya, dari tahun ke tahun produksi pertanian di Maros terus menurun. Padahal kucuran anggaran pertanian dari pusat maupun daerah sudah sangat besar," katanya.
Selama ini, Pemda Maros tidak memiliki solusi untuk mengatasi kekeringan warga Maros, yang mayoritasnya adalah petani. Padahal Maros memiliki banyak sumber air, namun tidak bisa dinikmati.
Seharusnya, warga Maros tidak mengalami kekeringan setiap tahunnya. Hal itu dikatakannya karena Maros memiliki sumber daya alam termasuk sumber air yang cukup.
"Namun, bendungan yang ada di Maros, seperti Lekopancing dan Bantimurung tidak mampu dimaksimalkan untuk masyarakat. Sehingga, hampir tiap tahun, bencana kekeringan melanda seluruh wilayah di Maros," ujarnya. Sumber Trb.com